Cara Membaca Candlestick

Cara Membaca Candlestick

Candlestick merupakan metode analisis pertama kali yang dikembangkan oleh Homma Munahesa pada abad ke - 17 di Jepang, dan dipopulerkan oleh Steven Nison didunia barat. 



Grafik candlestick menampilkan harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan. Candlestick merupakan jenis chart yang paling sering digunakan, karena mempermudah para trader dalam menganalisa.

Dibawah ini merupakan pola & tipe candlestick yang penting untuk dijadikan sebagai indikator dalam membaca kondisi pasar, yaitu :

  1. Morubozu

    Morubozu adalah bar full body tanpa shadow. Biasanya merupakan indikasi awal suatu trend akan berkelanjutan.

  2. Spinning Tops


    Spinning akan terbentuk jika body lebih pendek daripada shadow dan berada di tengah – tengah.

    Body yang pendek menunjukkan sedikit terjadi pergerakan harga dari open hingga close, shadow menunjukkan selama sesi harga aktif bergerak naik dan turun. Spinning tops setelah bar panjang biasanya berpotensi akan terjadi perubahan arah tren.

  3. Doji


    Akan terjadi pola doji apabila harga open sama dengan harga close, sehingga body hanya membentuk suatu garis .

    Sebuah trend naik dapat dikatakan akan berakhir jika sebuah tanda doji terbentuk setelah Bar putih (bullish bar), namun indikasi ini harus dikonfirmasi terlebih dahulu dengan munculnya bar hitam (bearish bar) dan begitu pula sebaliknya.

  4. Hammer dan Hanging Man atau Shooting Star dan Evening Star


    Hammer dan Hanging Man dapat  dijadikan indikasi pembalikan arah trend seperti terlihat pada gambar di bawah, indikasi ini harus dikonfirmasi juga dengan bar yang terjadi setelahnya, dengan syarat shadow harus lebih panjang dibandingkan body.

    Indikasi yang ditunjukkan oleh candlestick dapat dijadikan sebagai indikasi awal pergerakan harga, namun tidak dapat dijadikan sebagai acuan trend karena hanya dapat mengindikasikan pergerakan untuk beberapa candle kedepan.