Analisa Komoditi - 4 Juli 2011

Analisa Komoditi - 4 Juli 2011

Bursa komoditi berakhir mixed pada hari Jumat, dengan harga minyak dunia mengalami rebound sedangkan harga emas cenderung melemah.

Harga spot emas ditutup melemah 0.9% di $1,486.51 setelah sempat mencapai titik intraday terendah di $1,478.01 per ons. Kontrak berjangka emas untuk periode Agustus ditutup turun $20.20 di $1,482.60 setelah ditransaksikan antara $1,478.01 dan $1,502.19.

Faktor utama penyebab melemahnya harga emas adalah menurunnya tingkat ketidakpastian di bursa global setelah pada pekan lalu Yunani berhasil mencapai kesepakatan seputar program reformasi fiskalnya demi mendapatkan dana bantuan dari International Monetary Fund, Uni Eropa, dan European Central Bank (ECB).

Membaiknya data dari Institute for Supply Management untuk sektor manufaktur di Amerika juga memberikan imbas negatif pada harga emas. Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan indeks ISM untuk sektor manufaktur naik dari 53.5 di bulan Mei menjadi 55.3, melebihi ekspektasi yang sebelumnya memperkirakan indeks melemah menjadi 51.5.

Analis dari BNP Paribas memproyeksikan harga emas akan berada di harga rata-rata $1,510 per ons di 2011 dan $1,600 per ons di 2012. Menurut BNP Paribas, faktor inflasi akan cenderung mendukung naiknya harga emas.

Hilangnya support di $1,500 pada pekan lalu menjadikan prospek emas cenderung negatif untuk pekan mendatang. Nilai MACD yang semakin negatif dan menjauh dari titik nol juga mengindikasikan bahwa emas masih akan tertekan dalam waktu dekat. Support terdekat di $1,477.40 dimana terdapat EMA 100 hari. Jumat lalu harga sempat mencapai $1478.10 sebelum mengalami rebound. Kenaikan menjelang penutupan sesi Jumat diperkirakan akan terbatas pada support sebelumnya di $1,500.

Negatifnya faktor fundamental dan teknikal saat ini memunculkan preferensi untuk mengadopsi strategi sell on strength dengan resiko di atas $1,513.85 sementara target berada di $1,477.40.

Berlawanan dengan harga emas, harga minyak mentah pada hari Jumat justru diuntungkan dengan data ISM yang menunjukkan perkembangan positif pada perekonomian Amerika. Disetujuinya program reformasi fiskal yang diajukan oleh PM Papandreou di Yunani juga berdampak positif bagi harga minyak dunia.

Meskipun demikian, harga minyak dunia ditutup melemah akibat turunnya sentimen konsumen di Amerika dan juga karena memburuknya data produksi dari China. Harga Brent untuk kontrak bulan Agustus ditutup turun 71 sen di $111.77 setelah sebelumnya sempat terpuruk hingga $109.50 saat data produksi China dirilis dan menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan di bulan Juni seiring dengan melambatnya tingkat pemesanan baru akibat melemahnya permintaan global dan juga karena pengaruh dari kebijakan moneter yang ketat di China. PMI untuk sektor manufaktur di China mengalami penurunan dari 52.00 menjadi 50.90 sehingga merisaukan investor akan potensi terjadinya ‘hard landing’ di China. Di sesi Amerika, harga kontrak US light crude melemah 48 sen menjadi $94.94 per barrel setelah mengalami rebound dari titik terendah hari Jumat di $93.45.

Melemahnya indeks sentimen konsumen yang dirilis oleh University of Michigan juga menekan harga minyak. Indeks sentimen ini dilaporkan turun dari 71.8 menjadi 71.5, berlawanan dengan ekspektasi naiknya indeks ke 72.0. Langkah International Energy Agency beberapa waktu lalu untuk melepas cadangan minyaknya sejumlah 60 juta barrel juga masih terasa, apalagi dengan adanya indikasi bahwa intervensi tersebut bukan merupakan yang terakhir bagi IEA dalam waktu dekat ini.

Dari sisi teknikal, bangkitnya harga US light crude dari $89.50 masih terlalu dini untuk dinyatakan sebagai pertanda terjadinya reversal. Hingga Jumat, rebound yang terjadi masih belum mampu menembus level resistance $95.80. Saat ini dengan posisi harga di antara EMA 200 dan 100 hari dan dengan posisi EMA 50 dan 100 hari yang hampir berpotongan di sekitar $98.20, sekalipun harga mampu melewati resistance di $95.80, potensi kenaikan terlihat akan terbatas di $98.20.

Serupa dengan strategi untuk emas, dengan potensi mencapai $84.25, ‘sell on strength’ akan lebih cenderung sesuai dengan kondisi chart saat ini. Prospek minyak akan berbalik menjadi netral apabila MACD mampu kembali naik di atas titik nol.